Resume
Suku Dayak
1.
Asal-
Usul Orang Dayak
Suku dayak adalah salah satu suku asli Kalimantan yang
sangat terkenal karena keunikan etnik budayanya, bukan hanya di Indonesia,
melainkan juga hingga ke mancanegara. Suku dayak dikenal sebagai suku yang
memiliki warisan magis yang kuat. Ilmu-ilmu spiritual menjadi simbol kekhasan
dari adat suku yang mendiami pedalaman tanah Borneo ini. Namun terlepas dari
kenyataan tersebut, ternyata masih banyak orang yang belum tahu tentang seperti
apa dan bagaimana asal usul suku dayak tersebut di masa lalu. Asal Usul Suku
Dayak Asal usul suku dayak diperkirakan merupakan keturunan dari ras Mongolid,
Asia. Seperti diketahui bahwa 2000 tahun sebelum masehi, benua Asia masih
menyatu dengan Pulau Kalimantan. Ras mongolid yang terdesak karena kalah
perang, mengembara ke arah Selatan, mulai dari Semenanjung Malaya, Serawak,
hingga Kalimantan. Ras Mongolid ini kemudian menetap, mendirikan perkampungan
di tepian-tepian sungai, beranak pinak, dan membangun kebudayaannya sendiri di
tanah Boerneo.[1]
Seiring waktu berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang datang dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras Mongolid yang menjadi asal usul suku dayak ini untuk semakin masuk, naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami daerah daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian mengembangkan adat budayanya masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di Kalimantan.
2. Mite dan Magi Orang Dayak
Seiring waktu berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang datang dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras Mongolid yang menjadi asal usul suku dayak ini untuk semakin masuk, naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami daerah daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian mengembangkan adat budayanya masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di Kalimantan.
2. Mite dan Magi Orang Dayak
Mite tentang penjadian, disana dituturkan
bahwa segala sesuatu terjadi dalam beberapa tahap, sebagai berikut:[2]
a.
Pertama, mite sebelumalam semesta
dijadikan, semula yang ada hanya bukit, tempat kedamean dewa tertinggi, yaitu
bukit emas dan bukit permata.
b.
Tahap kedua cerita yang di dapati
kurang jelas, namun intinya pada akhir tahap kedua ini alam bawah sudah terjadi
sebagai suatu totalitas. Akan tetapi pada waktu itu belum ada manusia dan tempat
kedamaian.
c.
Tahap ini membahas mahatala yang
memanggil jata untuk berunding di alam atas.
Magi dalam
suku Dayak, diantaranya yaitu prajurit hantu, pedang mematikan, Asumpit
beracun, kekuatan jahat, dan seterusnya.
2.
Struktur
Keagamaan Orang Dayak
Kepercayaan
yang dianut oleh orang dayak ada kepercayaan Kaharingan. Kepercayaan tersebut
adalah agama kaharingan adalah agama yang memuja roh-roh gaib, roh leluhur, dan
roh-roh lainnya. Mereka juga percaya bahwasannya benda-benda yang ada di
sekelilingnya berjiwa, dan dapat berperasa seperti manusia. Menurut kepercayaan
ini Dayak mempunyai banyak dewa. Seperti dewa penguasa tanah, sungai, pohon,
batu, dan sebagainya.
3.
Upacara adat
kematian dan penguburan orang dayak
Di Dayak
Ngaju untuk penguburan jenazah ada dua acara yang dilakukan upacara kematian
biasa dan pesta kematian disebut tiwah. Tiwah sendiri mempunyai arti bebas,
lepas dari kewajiban dimaksud untuk memimpin liau dari perjalanannya ke alam
akhirat menuju ke alam liau, tempat jiwa dipersatukan dengan nenek moyangnya
dan untuk kedua kalinya memakamkan tulang-tulang sang wafat ditempat pemakaman
yang tetap yang disebut sandong. Di suku
Dayak ada yang selain dayak Ngaju, melainkan Dayak Benuaq. Di benuaq terdapat
prosesi kematian yang dilakukan secara berjenjang. Jenjang ini menunjukkan
bertambah membaik kehidupan roh tersebut. Orang Dayak Benuaq percaya bahwa alam
baqa memiliki tingkat kehidupan yang berbeda sesuai dengan tingkat upacara yang
dilaksanakan orang yang masih hidup.Sedangkan prosesi penguburannya tempat
maupun bentuk penguburannya dibedakan, dari mulai wadah (peti) mayat, dan wadah
tulang belulangnya.[3]
Respondinng Paper
1. Footnote
kurang menjorok, harusnya footnote tidak mencantumkan gelar
2. Ada bebarapa
tulisan yang jaraknya terlalu barlebih.
DAFTAR
PUSTAKA
Harun
Hadiwijoyono, Religi Murba Di Indonesia,
Gunung Mulia: 1985, h. 60
http://id.wikipedia.org/wiki/suku_dayak#tradisi_penguburan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar